Thursday, June 10, 2010
Para ilmuwan untuk pertama kali menggambarkan ciri di bahagian bawah tengkorak "Tiktaalik roseae", yang disebut "ikan berjalan" yang ditemukan di Kutub Utara Canada pada 2004.
Haiwan tersebut dipandang sebagai haiwan penting peralihan dalam evolusi ikan jadi amfibi, haiwan bertulang belakang pertama yang hidup di darat.
Penemuan itu memperlihatkan bahawa perpindahan dari air ke darat lebih rumit dibandingkan dengan semata-mata perubahan sirip ikan jadi kaki, tulis para saintis tersebut di dalam jurnal Nature.
Kepala haiwan tersebut memperlihatkan perubahan dari ikan yang lebih primitif yang membantu menyesuaikan diri dengan kondisi bernafas dan cara makan baru yang disajikan oleh lingkungan Bumi, kata para saintis itu. Seperti sebahagian ikan lain pada zamannya, haiwan tersebut memiliki insang dan paru-paru.
"Bukannya saya ingin mengatakan bahwa Tiktaalik sendiri adalah haiwan Bumi. Haiwan itu menghabiskan sebagian besar waktunya di air, tentu saja," kata Jason Downs dari Academy of Natural Sciences di Philadelphia, salah seorang peneliti, dalam suatu wawancara telefon.
"Jadi, apa yang sesungguhnya diperlihatkan ialah banyak perubahan yang terjadi ini dan semua yang pernah kita hubungkan dengan kehidupan bumi mulai bergeser, hingga menyesuaikan diri dengan kehidupan di lingkungan air cetek yang mungkin dihadapi Tiktaalik," kata Downs.
Haiwan tersebut tampaknya mendiami daerah lumpur dataran rendah air tawar di lingkungan subtropis. Haiwan itu adalah pemangsa daging akuatik dengan tubuh besar dengan panjang 2.7 meter, gigi tajam dan kepala datar seperti buaya dan tak mirip ikan primitif.
Haiwan tersebut mungkin dapat keluar dari air untuk tamasya singkat ke darat. "Ikan di air, serangga di darat --itu dapat memangsa semuanya jika anda memperhatikan tengkorak tersebut," kata Neil Shubin dari University of Chicago, seorang peneliti lain.
Tiktaalik dipandang sebagai pelopor dari semua haiwan bertulang belakang daratan termasuk amfibia, reptilia, mamalia dan akhirnya manusia. Para ilmuwan itu menggambarkan ciri utama di jaringan otak dan kepalanya dan kecenderungan dalam ukuran tulang yang disebut "hyomandibula".
Pada ikan, tulang itu berhubungan dengan otak, langit-langit mulut dan susunan insang serta mengkoordinasikan gerakan mereka selama bernafas dan makan di bawah air.
Sebagai haiwan darat yang berevolusi, "hyomandibula" akhirnya menjadi "stapes" --salah satu tulang kecil di tengah telinga.
Tiktaalik memiliki ciri beberapa ikan yang lebih primitif yang hidup serta ciri amfibia pertama berkaki empat yang hidup di darat.
Siripnya memiliki bahu dan pergelangan yang dapat dilihat dalam satu langkah evolusi mengarah jadi kaki yang dapat digunakan untuk berjalan di tanah kering.
Bahagian bawah tengkoraknya tetap tertanam di batu semasa ditemukan Tiktaalik diumumkan. Dengan menggunakan jarung untuk mengeluarkannya dari batu sedikit demi sedikit dengan menggunakan mikroskop, para saintis telah melakukan kajian mengenai bahagian dalam tengkorak haiwan tersebut.
Tulisan ini awalnya ditulis dalam bahasa Cina. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris (kemudian ke dalam bahasa Indonesia).
Seorang guru sejarah melakukan kajian, dan tentu saja foto ini adalah NYATA dan benar-benar ada.
Berasal dari tahun 1920-an, dari sebuah desa di China. Umur sang gadis 17 tahun. Dia berasal dari keluarga yang berada dan kaya. Dengan kekuatan wang, dia berhasil mendapatkan lelaki idamannya.
Jejaka tersebut berumur 19 tahun, dan cukup popular di mata para gadis-gadis kerana ketampanannya. Mereka bertunang tetapi upacara pernikahan secara rasmi belum terlaksana kerana sang gadis meninggal akibat demam yang kuat, pada tahun 1922.
Sang jejaka tidak ingin menjalani ritual tradisional; menikah dengan orang yang telah mati, dan memutuskan untuk melarikan diri dan menjadi tentera. Tetapi, seperti telah disebutkan, sang gadis berasal dari keluarga yang kaya, dan anggota keluarganya berhasil membawa sang jejaka untuk kembali. Kemudiannya, sang jejaka dipaksa untuk menjalani ritual itu dengan menikahi gadis yang telah mati. Foto ini diambil pada tengah malam, ketika sang gadis telah mati selama 6 hari.
Mereka harus menyangga tubuh sang gadis dengan papan kayu, agar dapat berdiri dengan tegak. Perhatikan bahawa kaki sang gadis tidak menyentuh tanah secara penuh. Juga kelihatan 2 baris huruf Cina, yang mana, satu barisnya di tulis secara terbalik, yang dikatakan diperuntukkan bagi yang telah mati. Mereka mengatakan, jika anda menatap foto ini dalam tempoh yang lama dan jika sang gadis tersenyum balik kepada anda, hal buruk akan terjadi kepada anda. Ini kerana sang jejaka tidak ingin menjalani ritual tersebut. Namun, sang jejaka sangat miskin, dan tidak dapat melakukan apapun pada waktu itu.
Sang gadis sangat mencintainya, dan memaksanya untuk bertunangan. MENYERAMKAN??? Anda yang menentukan... Saya tidak berasa apa-apa ataupun melihat sang gadis tersenyum balik kepada saya...ANDA???
Mengikut sumber yg boleh dipercayai, gambar ini adalah original. Lihat pada muka pengantin perempuan. Kelihatan yang mata dan pipi perempuan itu jatuh, tanda sudah mati. Selain itu, mulut sang gadis juga terbuka sedikit. Itu biasa terjadi pada orang yang sudah mati kerana otot rahang sudah tidak berfungsi. Berbeza dengan pengantin lelaki, yang mukanya masih elok.
Kaki perempuan itu pun tidak menjejak tanah, kerana mereka menggunakan papan untuk mendirikan mayat tersebut. Macam mana mereka dirikan...masih menjadi misteri.